Namaku fira, umurku
21t, aku kuliah di salah satu kampus swasta di surabaya dan aku juga punya adek
namanya fina dia umur 17th Dia
sekolah di Sma negri islam. Kita berdua dari kecil sudah ditanggal orangtua karena
sakit, dan akhirnya kita berdua dirawat oleh budhe yaitu kaka dari ayah. Budhe ini
kita panggil umik karena beliau orang kaya yang sudah naik haji berkali-kali
dan terpandang di sekitar rumahnya, harta yang orangtua kami punya diambil ahli
oleh mereka alasannya untuk kebutuhan kami di masa depan nanti. Kami tinggal
bersama budhe awalnya senang dan kami bersyukur karena kebutuhan kami
tercukupi. Lama kelamaan dan kita semakin dewasa akhirnya tau kebusukan yang
ada didalam rumah ini hinggal problem keluarga.
Pada suatu hari budhe
kami punya problem, dia menjalin hubungan dengan suami orang yang pada awalnya
dia adalah teman SMA dulu. Budheku menjalin hubungan cukup lama yang awalnya
ditutup-tutupi hingga suatu hari anaknya budheku tahu soal hubungan mereka. Anak
budheku bernama agung, dan pada akhirnya agung menyuruh tetangga, satpam dll
menjadi mata-mata dirumah agar setiap teman budheku main kerumah harus langsung
lapor ke mas agung. Suatu ketika teman budheku main kerumah jam 7 malam, mereka
ngobrol diteras rumah. Keesokan harinya mas agung tahu dan langsung hari itu
juga mas agung menyidak budheku tersebut di ruang tamu. Ya.. mungkin mau
introgasi lahya…
Yang namanya mas agung ini dia itu orangnya tipe
kepo banget, sok alim, sok ngerti semua, apa-apa harus dengan uang, what the
fuck kalo hidupnya kayak gitu mulug?!. Lanjut ya, setelah paginya di introgas,
malemnya budheku crita ke kami semua kalau beliau habis diintrogasi soal
temennya itu.
Kita seisi rumah itu tau hubungan mereka tapi kita
seakan-akan menutupi padahal ya enggak, justru
kami semua malah gak mau ikut campur urusan mereka, kita semua mah masa
bodo dan cuek. Itu adalah problem pertama.
Suatu ketika mas agung
telfon budheku untuk meminta kami datang ke acara ultah anaknya, dan pada saat
adek-adekku datang kami disana serasa orang asing semua orang ngomong sendiri,
jadilah kami bermain hape doing. Dan waktu kita main hape disamperin sama mas
agung.
“ kamu tak liat kok main hape terus?” agung
“enggak kok, baru aja mainnya” adekku
“kamu loh tiap hari kayaknya main hape terus” agung
“enggak kok” adekku
Pada saat itu bangku kursiku jauh dengan adekku jadi
aku gatau apa yang mereka omongi, lalu.
Tiba-tiba agung ngomong soal budhe.
“kamu tau gak kamu sekarang yang dulunya ponakan
yang dibenci sekarang jadi bestfriend, Karena apa? Karena kamu semua menutupi
kejelakan umik. Aku tau semua kok, dan kamu juga tau semua kan?” ujar agung
dengan ketus.
“aku loh gatau apa-apa pi, fina gak ngurusin kayak
gituan”
“halah papi loh tau semua, papi itu pengetahuannya
luas, kamu tau, umik itu yang dulunya sering sodakoh ratusan juta, sholat 5
waktu, dzikir dll dan pada akhirnya itu semua jadi nol! Karna apa? Karena dia
sudah zinah, tangan mata mulut wajah sudah haram semua, mereka sering video
call.an kan?” kata agung
“fina gatau pi.. gatau aku beneran” kata ferina
sambil ngotot.
“udahlah.. bangkai akan kecium baunya kalo ditutupin
lama-lama” kata agung
*Saat
Sampai dirumah*
Adekku crita ke aku semua apa yang dia omongin. Aku sih
Cuma ketawa aja dan heran kok ada manusia hidupnya munafik. Dulu mas agung itu
juga pernah selingkuh dan why disaat kayak gini dia menjelekkan ibunya sendiri?
Maka dari itu aku gapernah percaya omongan keluargaku sendiri. Asli disini itu
keluargaku munafik semua, mereka baik didepan padahal dibelakang kayak anjing
semua. Merek piker mereka hamba yang suci? Keluarga sini itu sukanya adu domba,
apalagi istri mas agung, haduh tuh orang islamnya ketat tapi sampek sekarang
suka main dukun buat kepentingannya sendiiri. Bajingan kagak tuh? Aku aja
gapernak betah kalo denger yang kek gituan. Keluarga budheku itu saling
jelek-jelekkin dibelakang, mereka berlagak baik sesame saudara tapi disaat ada
problem kecil mereka berlomba-lomba menghujat saudarnya sendiri. Ya Allah.. aku
sampek heran sendiri kalo dicritain gitu.
Aku
lanjut problem kedua yah..
Yang ini sih
berhubungan dengan aku, awalnya hapeku rusak kaca iphone retak dan aku minta
uang untuk benerin sendiri. Yang ngerusakin adekku sendiri, dia gasengaja
jatuhin tapi aku mau dia tanggung jawab. Aku pengen tahu dia bisa tanggung
jawab gak, kalo emang adekku dapet uang buat benerin hapeku bakal aku bantu
patungan, aku Cuma pengen tau dia bener-bener bisa tanggung jawab gak? Gitu doang
sih mauku. Suatu hari adekku ngomng ke budhelu untuk minta uang benerin hapeku
dan tanggepan budheku hanya “Iya”, lalu baru kemarin adekku mau konfirmasii
minta uang ke budheku katanya “kamu kerungkut sana bilango papi”. Aku denger
kayak gitu langsung marah dan ngambek. Aku ngomelin adekku intinya aku gamau
tau dia dapet uang buat benerin hapeku darimana asal jangan jual diri ajasih..
Aku marah dan adekku telfon mas agung, pas ditelolfon
malah mas agung jawabnya.
“ya kalo rusak bawaen ke mas dodi lohh.. kalo dimas
dodi kena 2jt,an”
Aku mikir daripada ke mas dodi ya mending tak bawa
ke ibox poo, padahal mas dodi itu Cuma counter biasa hmmm.
Pas fina mau ngomong lagi ke budheku tanpa sengaja
fina denger budhe telfonan sama mas agung. Dan pembicaraan mereka bikin aku
sakit hati yaitu “yowes kalo rusak biarin aja, ngapain dibenerin kalo dibenerin
tambah ngelunjak. Itu hapene mereka berdua jutaan lebih, salahe siapa gamau
jaga hapene bener-bener, wes gausah biarin ae.” Omongannya yang itu yang bikin
aku sakit hati. Padahal aku udah cari counter hape yang murah yang harganya
kena 800.an daripada aku benerin yang 2jt.an, mending dbenerin ketempat resmi
iphone. Saat aku denger crita adekku aku langsung sakit hati dan nangis. Aku Cuma
mikir kalo emang keberatan dari awal ngomong pelan-pelan gapapa daripada
budheku janjiin iya dan ujung-ujungnya php, itu bikin aku benci dan kecewa. Pada
aku langsung prepare ke tempat budheku yang dijojoran tanpa ijin orang rumah
alias kabur. Setiap kali dijalan aku nangis dan mikir kenapa sih kalo emang
keberatan untuk merawat aku dan adekku ngomong aja dari awal, aku mending di
titipkan dipanti asuhan yang hidupnya gak seperti anak lain daripada hidup
berkecukupan tapi gak nyaman apalagi gak harmonis. Dan adekku sekarang yang
tahun ini akan lulus dia ingin ngomong sama budheku, dia mau Tanya apakah
adekku fina ini jadi dikuliahin apa gak, mungkin adekku fina ini nganggep aku
jadi sebuah pelajaran hidup, dia gamau dibiayai kuliah kalo gak ikhlas. Aku paham
dengan pikiran adekku, aku sebenarnya kasian sama fina, dan aku juga berencana
setelah lulus aku mau kerja dibidan dan aku gamau dikasih tanah untuk buka
klinik nanti. Aku tau rasanya diberi barang gaikhlas ujung-ujungnya sakit hati.
Sekian critaku dan terima kasih buat yang sudah baca J
No comments:
Post a Comment