Saturday, February 11, 2017

Nasib tinggal di Lingkungan KEMUNAFIKAN




Namaku fira, umurku 21t, aku kuliah di salah satu kampus swasta di surabaya dan aku juga punya adek namanya fina dia umur 17th  Dia sekolah di Sma negri islam. Kita berdua dari kecil sudah ditanggal orangtua karena sakit, dan akhirnya kita berdua dirawat oleh budhe yaitu kaka dari ayah. Budhe ini kita panggil umik karena beliau orang kaya yang sudah naik haji berkali-kali dan terpandang di sekitar rumahnya, harta yang orangtua kami punya diambil ahli oleh mereka alasannya untuk kebutuhan kami di masa depan nanti. Kami tinggal bersama budhe awalnya senang dan kami bersyukur karena kebutuhan kami tercukupi. Lama kelamaan dan kita semakin dewasa akhirnya tau kebusukan yang ada didalam rumah ini hinggal problem keluarga.
Pada suatu hari budhe kami punya problem, dia menjalin hubungan dengan suami orang yang pada awalnya dia adalah teman SMA dulu. Budheku menjalin hubungan cukup lama yang awalnya ditutup-tutupi hingga suatu hari anaknya budheku tahu soal hubungan mereka. Anak budheku bernama agung, dan pada akhirnya agung menyuruh tetangga, satpam dll menjadi mata-mata dirumah agar setiap teman budheku main kerumah harus langsung lapor ke mas agung. Suatu ketika teman budheku main kerumah jam 7 malam, mereka ngobrol diteras rumah. Keesokan harinya mas agung tahu dan langsung hari itu juga mas agung menyidak budheku tersebut di ruang tamu. Ya.. mungkin mau introgasi lahya… 
Yang namanya mas agung ini dia itu orangnya tipe kepo banget, sok alim, sok ngerti semua, apa-apa harus dengan uang, what the fuck kalo hidupnya kayak gitu mulug?!. Lanjut ya, setelah paginya di introgas, malemnya budheku crita ke kami semua kalau beliau habis diintrogasi soal temennya itu.
Kita seisi rumah itu tau hubungan mereka tapi kita seakan-akan menutupi padahal ya enggak, justru  kami semua malah gak mau ikut campur urusan mereka, kita semua mah masa bodo dan cuek. Itu adalah problem pertama.
Suatu ketika mas agung telfon budheku untuk meminta kami datang ke acara ultah anaknya, dan pada saat adek-adekku datang kami disana serasa orang asing semua orang ngomong sendiri, jadilah kami bermain hape doing. Dan waktu kita main hape disamperin sama mas agung.
“ kamu tak liat kok main hape terus?” agung
“enggak kok, baru aja mainnya” adekku
“kamu loh tiap hari kayaknya main hape terus” agung
“enggak kok” adekku
Pada saat itu bangku kursiku jauh dengan adekku jadi aku gatau apa yang mereka omongi, lalu.
Tiba-tiba agung ngomong soal budhe.
“kamu tau gak kamu sekarang yang dulunya ponakan yang dibenci sekarang jadi bestfriend, Karena apa? Karena kamu semua menutupi kejelakan umik. Aku tau semua kok, dan kamu juga tau semua kan?” ujar agung dengan ketus.
“aku loh gatau apa-apa pi, fina gak ngurusin kayak gituan”
“halah papi loh tau semua, papi itu pengetahuannya luas, kamu tau, umik itu yang dulunya sering sodakoh ratusan juta, sholat 5 waktu, dzikir dll dan pada akhirnya itu semua jadi nol! Karna apa? Karena dia sudah zinah, tangan mata mulut wajah sudah haram semua, mereka sering video call.an kan?”  kata agung
“fina gatau pi.. gatau aku beneran” kata ferina sambil ngotot.
“udahlah.. bangkai akan kecium baunya kalo ditutupin lama-lama” kata agung
*Saat Sampai dirumah*
Adekku crita ke aku semua apa yang dia omongin. Aku sih Cuma ketawa aja dan heran kok ada manusia hidupnya munafik. Dulu mas agung itu juga pernah selingkuh dan why disaat kayak gini dia menjelekkan ibunya sendiri? Maka dari itu aku gapernah percaya omongan keluargaku sendiri. Asli disini itu keluargaku munafik semua, mereka baik didepan padahal dibelakang kayak anjing semua. Merek piker mereka hamba yang suci? Keluarga sini itu sukanya adu domba, apalagi istri mas agung, haduh tuh orang islamnya ketat tapi sampek sekarang suka main dukun buat kepentingannya sendiiri. Bajingan kagak tuh? Aku aja gapernak betah kalo denger yang kek gituan. Keluarga budheku itu saling jelek-jelekkin dibelakang, mereka berlagak baik sesame saudara tapi disaat ada problem kecil mereka berlomba-lomba menghujat saudarnya sendiri. Ya Allah.. aku sampek heran sendiri kalo dicritain gitu.
Aku lanjut problem kedua yah..
Yang ini sih berhubungan dengan aku, awalnya hapeku rusak kaca iphone retak dan aku minta uang untuk benerin sendiri. Yang ngerusakin adekku sendiri, dia gasengaja jatuhin tapi aku mau dia tanggung jawab. Aku pengen tahu dia bisa tanggung jawab gak, kalo emang adekku dapet uang buat benerin hapeku bakal aku bantu patungan, aku Cuma pengen tau dia bener-bener bisa tanggung jawab gak? Gitu doang sih mauku. Suatu hari adekku ngomng ke budhelu untuk minta uang benerin hapeku dan tanggepan budheku hanya “Iya”, lalu baru kemarin adekku mau konfirmasii minta uang ke budheku katanya “kamu kerungkut sana bilango papi”. Aku denger kayak gitu langsung marah dan ngambek. Aku ngomelin adekku intinya aku gamau tau dia dapet uang buat benerin hapeku darimana asal jangan jual diri ajasih..
Aku marah dan adekku telfon mas agung, pas ditelolfon malah mas agung jawabnya.
“ya kalo rusak bawaen ke mas dodi lohh.. kalo dimas dodi kena 2jt,an”
Aku mikir daripada ke mas dodi ya mending tak bawa ke ibox poo, padahal mas dodi itu Cuma counter biasa hmmm.
Pas fina mau ngomong lagi ke budheku tanpa sengaja fina denger budhe telfonan sama mas agung. Dan pembicaraan mereka bikin aku sakit hati yaitu “yowes kalo rusak biarin aja, ngapain dibenerin kalo dibenerin tambah ngelunjak. Itu hapene mereka berdua jutaan lebih, salahe siapa gamau jaga hapene bener-bener, wes gausah biarin ae.” Omongannya yang itu yang bikin aku sakit hati. Padahal aku udah cari counter hape yang murah yang harganya kena 800.an daripada aku benerin yang 2jt.an, mending dbenerin ketempat resmi iphone. Saat aku denger crita adekku aku langsung sakit hati dan nangis. Aku Cuma mikir kalo emang keberatan dari awal ngomong pelan-pelan gapapa daripada budheku janjiin iya dan ujung-ujungnya php, itu bikin aku benci dan kecewa. Pada aku langsung prepare ke tempat budheku yang dijojoran tanpa ijin orang rumah alias kabur. Setiap kali dijalan aku nangis dan mikir kenapa sih kalo emang keberatan untuk merawat aku dan adekku ngomong aja dari awal, aku mending di titipkan dipanti asuhan yang hidupnya gak seperti anak lain daripada hidup berkecukupan tapi gak nyaman apalagi gak harmonis. Dan adekku sekarang yang tahun ini akan lulus dia ingin ngomong sama budheku, dia mau Tanya apakah adekku fina ini jadi dikuliahin apa gak, mungkin adekku fina ini nganggep aku jadi sebuah pelajaran hidup, dia gamau dibiayai kuliah kalo gak ikhlas. Aku paham dengan pikiran adekku, aku sebenarnya kasian sama fina, dan aku juga berencana setelah lulus aku mau kerja dibidan dan aku gamau dikasih tanah untuk buka klinik nanti. Aku tau rasanya diberi barang gaikhlas ujung-ujungnya sakit hati. Sekian critaku dan terima kasih buat yang sudah baca J

No comments:

Post a Comment